Generasi yang menjadi harapan mereka melanjutkan perjuangan mereka, tidak punya lagi semangat nasionalisme. Masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Ungkapan ini memiliki semangat konstruktif bagi era reformasi di dan perubahan. Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Pemuda Indonesia harus memiliki karakter yang kuat dan cerdas sehingga mampu menjadi pemimpin dan pengusaha yang sukses di masa depan. Selasa, 5 Februari 2019 10:00 WIB Editor: Dewi Agustina Jurnal Christian Humaniora, Vol. 4, No. 1, 21-25. Setiap Pemimpin Gereja Masa Kini harus memenuhi kualifikasi seperti yang dikatakan dalam 1 Timotius 3:1-7 dan Titus 1:5-9, bagian terbesarnya adalah moral dan karakter. Di zaman sekarang banyak sekali godaan yang membuat para pemimpin gereja masa kini sulit hidup kudus. Presiden Direktur BASF Indonesia, Agus Ciputra mengatakan, satu dari lima orang Indonesia berasal dari generasi muda, berusia antara 15-24 tahun. BASF mencoba terus mendorong generasi muda Indonesia untuk menyuarakan gagasan dan memainkan peran sentral dalam membangun masa depan yang berkelanjutan. "Dengan memfasilitasi keterlibatan generasi Sebagai para calon pemimpin masa depan kita harus bisa belajar dari pemimpin-pemimpin Indonesia masa lalu dan masa sekarang, kita harus bisa memilah yang mana bisa dicontoh dan yang mana tidak bisa dicontoh, seperti yang kita tau pada masa kesultanan Iskandar Muda, Aceh begitu maju dan jaya kita harus bisa menjadi the next Iskandar muda, dan banyak tokoh pemimpin daerah-daerah atau pemimpin Webinar bertajuk Memaknai Sumpah Pemuda: Peran Penting Energi Pemuda, Tingkatkan Produktivitas (Dok. Kementerian Ketenagakerjaan) () KOMPAS.com – Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi dalam rentang waktu 10 tahun ke depan, tepatnya pada 2020-2030. Sebuahungkapan Arab yang barangkali sering kita dengar, "syubbân al-yaum rijâl al-ghad" (pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan), adalah sebuah ungkapan yang telah dibuktikan oleh sejarah. Karenanya, mau tidak mau, suka tidak suka, akhlaq pemuda harus ditransformasi menjadi akhlaq qurani. Bukan tidak mungkin pemuda yang tadinya tak Menurut Mardi Wu, para mahasiswa yang ikut Festival Kampus Indonesia Timur ini adalah calon pemimpin masa depan. Untuk itu membutuhkan tips agar mampu menangkap peluang tersebut, dengan: 1. Mampu mendorong keterbukaan. Menurut dia, seorang mahasiswa harus dapat memiliki pemikiran yang terbuka, mau mendengarkan ide baru dan mendobrak cara Kepemimpinanmasa sekarang dilahirkan dari pemuda masa lalu dan pemimpin masa depan dilahirkan dari pemuda sekarang. Pemuda yang berpotensi jadi pemimpin menggantikan generasi pemimpin lama akan senantiasa muncul dengan segala visi misi dan ideologinya masing-masing. Pemuda Inspirasi Masa Kini. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. " Pemuda saat ini adalah pemimpin masa depan. Karenanya jika kau ingin mengetahui bagaimana suatu negara dimasa yang akan datang maka lihatlah pemudanya yang sekarang". Peran Pemuda dalam Sejarah. Memang ketika pernyataan peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa biasanya lebih mengarah pada masa-masa sekarang, tetapi bukan berarti peran pemuda kemerdekaan RI dimana lalu bukan merupakan sebuah penerus bangsa. Bahkan jika di pikir ulang tanpa peran pemuda di masa perjuangan dulu, maka bangsa Indonesia Salah satu referensi kepemimpinan yang pemuda harapkan, sebagaimana disebutkan oleh Taufan Teguh Akbari, Pengamat Kepemimpinan dan Kepemudaan, sebagaimana dilansir dari laman Kompas.com (2021), adalah pemimpin yang mengakui kekurangan dan kelemahan, termasuk dekat dengan “mitra” kerjanya, yang sekaligus menjadi ciri humble leader. 13 Keutamaan Pemuda Dalam Islam dan Dalilnya. Pemuda adalah tombak penting dalam masa depan suatu bangsa, begitu pula menurut Islam. Dalam Islam, pemuda merupakan usia yang ideal dan memiliki banyak keutamaan. Berikut ini adalah beberapa keutamaan pemuda dalam Islam: 1. Pemuda itu pemberani. Allah berfirman : “ Maka tidak ada yang beriman Pemuda sebagai agen perubahan. Sejak tahun 1900-an, kelompok muda nusantara telah tampil sebagai pelopor dalam memperjuangkan perubahan dan keluar dari belenggu penjajahan Belanda. Hasrat untuk merdeka mulanya terinspirasi dari berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di negara lain, seperti kemenangan Jepang melawan Rusia (1904-1905) (Astuti et Pidato peranan pemuda dalam pembangunan. 1. 1. NAMA : FADEL MUHAMMAD KELAS : XII IPA 2 Teks Pidato: Peranan Pemuda Dalam Pembangunan Assalamualaikum. Warahmatullahi Wabarahkatu Bapak guru yang saya hormati dan teman-. teman sekalian yang sama berbahagia, Puji syukur marilah kita. panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan. UQpu25. Dok. IDN Times/Istimewa Penulis adalah Taufan Teguh Akbari, pendiri Rumah Millennials sekaligus Deputi Direktur 3 LSPR Jakarta. Penulis merupakan ahli di bidang kepemimpinan, kepemudaan, komunikasi, dan pergerakan IDN Times - Indonesia sedang dalam proses memasuki bonus demografi di 2025–2030. Jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan terus meningkat dari 238,5 juta pada 2010 akan menjadi 305,6 juta jiwa pada 2035. Besarnya jumlah peningkatan penduduk ini berpotensi mendatangkan bonus demografi bagi bangsa demografi membuat penduduk usia produktif yang berpotensi menggerakkan ekonomi Indonesia untuk menjadi semakin banyak. Diperkirakan pada 2045, pemuda yang dalam usia produktif saat ini akan menjadi generasi emas. Mereka inilah yang saat ini sedang duduk di sekolah dasar dan mereka pula yang akan menggerakkan perekonomian Indonesia kelak di masa disiapkan dan dikawal dengan baik, maka bonus demografi dapat mengakselerasi hadirnya millennial Indonesia mandiri yang berkualitas tinggi. Sebaliknya, jika momentum ini tidak dimanfaatkan akan menjadi bencana dan petaka. Banyaknya Sumber Daya Manusia SDM produktif yang tidak berkualitas akan menimbulkan banyak masalah, mulai dari pengangguran, kemiskinan hingga tingkat kriminalitas yang ini tengah terjadi pergeseran dalam gaya kepemimpinan seiring dengan perkembangan teknologi yang mengubah pola kehidupan manusia di seluruh belahan dunia. Tidak ada batas minimum bagi pemuda mendapat amanah besar di kursi pengambil kebijakan dan pada level strategis di dalam ketidakpastian dan ketidakjelasan, Indonesia dihadapkan dengan beragamnya masalah yang makin menantang dan kompleks. Level kepemimpinan lintas sektor sudah harus berani memberikan ruang berkembang dan bertumbuh bagi calon pemimpin di perusahaan atau organisasinya. Generasi millennial yang berpotensi, perlahan sudah harus diberikan kesempatan dalam ruang formal untuk mengambil peran sebagai policy maker’.1. Konsep Leadership IDN Times/IstimewaKonsep Leadership berfokus pada keterlibatan tim, kemampuan individu, keterampilan memotivasi dan pabrikasi ide-ide super kreatif. Hal ini akan menghasilkan budaya kerja yang terbuka, transparan dan inovatif. Yang pasti, para pemimpin millennial saat ini mayoritas sudah menggunakan teknologi dalam menjalankan aktivitas pekerjaannya. Seakan, teknologi sudah tidak terpisahkan lagi dalam perusahaan, organisasi, komunitas atau project’ yang mereka pimpin.Millennial leader’ yang agile berhasil mengajak organisasinya dengan cepat mengakomodasi perubahan. Dalam Global Leadership Forecast 2018, mengatakan bahwa respons yang dimiliki oleh tipe kepemimpinan digital jauh lebih cepat dibandingkan pemimpin yang gagap teknologi atau tidak mengikuti tren teknologi kalau melihat tren penggunaan internet di Indonesia yang diproyeksikan mencapai 175 juta pada tahun ini menunjukkan pentingnya dan semakin menguatnya tren digital memungkinkan organisasi saat ini untuk meningkatkan kapasitasnya dalam mengimbangi berbagai percepatan dalam dunia industri dengan penuh percepatan karena hadirnya teknologi di semua pengamatan berbagai macam sumber, terdapat lima dimensi dari kepemimpinan saat ini. Yang pertama adalah kompetisi, bagaimana pemimpin muda membaca dan merespons terhadap iklim kompetisi yang ketat dan semakin kompleks. Sikap pemimpin dalam merespons dan bereaksi dalam kompetisi sangat menentukan keberhasilan dari bisnis. Kedua, hirarki. Pemimpin mengedepankan pengambilan keputusan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh anggota organisasi dalam menentukan langkah yang dipilih. Hasil keputusan yang diambil secara egaliter akan memaksimalkan berbagai peluang dan kesempatan, hal ini karena seluruh anggota kunci dalam organisasi dilibatkan secara adalah pengembangan talenta di bidang teknologi, pemimpin memanfaatkan talenta individu agar dapat terus mengeksplorasi dan memaksimalkan penggunaan potensi guna memaksimalkan kemajuan teknologi di setiap bidang yang relevan. Pemimpin menganut paham multiperspektif. Mereka juga bersifat inklusif yang menghindari membeda-bedakan pasar, keterampilan dan keahlian. Mudahnya akses teknologi informasi yang bisa diakses dimanapun, siapapun dan kapanpun menjadikan inklusifitas menjadi sikap dan standar baru pemimpin perlu lebih banyak mengedepankan dialog berupa internalisasi visi, nilai dan budaya kerja kepada seluruh karyawan yang merupakan stakeholder internal organisasi. Generasi millennial cenderung berperilaku antusias jika tindakannya memiliki arti meaning pada Global Leadership Forecast 2018, perusahaan yang purposeful meningkat performanya menjadi 42 persen. Ini juga sejalan dengan millennial yang ingin bekerja dengan perusahaan yang punya dampak. Jika dilihat dari statistik ini, menunjukkan bahwa pemimpin harus punya kapabilitas digital yang mumpuni karena generasi sekarang semakin terkoneksi dan up to date terhadap berbagai berhasil menjadi pemimpin yang inklusif, pemimpin perlu mahir menempatkan diri sebagai coach, mentor, leader, dan kawan baik bagi anggota organisasinya. Sebagian besar milenial saat ini menyukai perusahaan yang memberikan frekuensi lebih banyak untuk pembelajaran dengan mendapatkan mentoring dan training dari pemimpin atau sosok inspiratif lainnyaKeempat, hiper-konektivitas. Kondisi ini memungkinkan kepemimpinan yang berjejaring dari level mikro hingga makro, dimana keberadaan dan pemanfaatan teknologi merupakan hal utama bagi organisasi untuk dapat mengembangkan secara masif ekonomi satu tugas utama menjadi pemimpin adalah menguasai fungsi media sosial sebagai platform jitu untuk memperkuat koneksi dan menjalin hubungan dengan orang lain. Hyper-konektivitas dalam konteks kepemimpinan berarti terhubungnya manusia, organisasi dan mesin melalui seperangkat teknologi digital. Hal ini dekat dengan salah satu pendekatan literature kepemimpinan yaitu kepemimpinan berjejaring network leadership. Dalam konsep kepemimpinan ini, membangun relasi dengan masyarakat atau multistakeholder adalah hal yang utama dan prioritas. Ketika masa kepemimpinan lalu kolaborasi tertunda karena ego dan harus dipaksakan, maka pemimpin milenial melakukan dengan sukarela dan dan berkolaborasi menjadi bahan bakar organisasi untuk terus hidup, dinamis dan berkembang. Mereka adalah millennial network leaders’ yang mampu mengalokasi dan memobilisasi sumber daya yang dimiliki untuk berkarya atau bekerja di luar batas administrasi, berinteraksi dengan orang dari berbagai latar belakang organisasi, karakter dan yang ingin saya tegaskan di sini, pemimpin wajib berperan sebagai pemimpin jejaring yang mau dan mampu membangun jaringan sebanyak, seluas dan sedalam adalah transparansi. Pemimpin mengedepankan komunikasi terbuka open dan kejujuran honest. Kepemimpinan yang baik selalu dimulai dengan komunikasi yang baik, hal ini dibangun dengan kebiasaan berkata jujur dalam berpikir dan kepemimpinan menjadikan transparansi menjadi budaya utama organisasi atau perusahaan. Pemimpin Millennial sudah terbiasa dengan ketidakpastian dan perubahan, hal ini karena sejak lahir mereka sudah dibesarkan dalam situasi dan kondisi dunia yang tidak mapan. Saat berbagai informasi mengalir deras secara global hanya dengan hitungan detik, maka transparansi tidak hanya diharapkan tetapi juga tidak bisa dihindari. 2. Peran millennial Times/IstimewaPerubahan selalu berawal dari hal yang paling kecil dan butuh proses. Terkadang, kita tidak sabar untuk meraih hasilnya sehingga menjadi tergesa-gesa dan hasilnya pun tidak maksimal. Bergeraklah pelan, namun tetap progresif. Akan ada momennya ketika kita ingin bergerak ke arah yang lebih banyak masalah, tetapi jika generasi mudanya hanya diam, permasalahan yang ada akan terus bertambah sehingga bonus demografi pun tidak termanfaatkan dengan baik. Selain itu, kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah karena mereka juga punya segudang topik yang harus Indonesia dengan luas wilayah sepanjang km, pulau dan 300 juta orang pada 10-20 tahun mendatang bukanlah suatu hal yang mustahil ketika menjalankan prinsip Pareto dalam kepemimpinan Bagaimana potensi pemimpin millennial sebesar 20 persen dapat membawa perubahan masif di lintas lini yang berdampak positif kepada 80 persen masyarakat begitu, siapapun yang ingin diberikan amanah besar sebagai pemimpin tentunya harus mampu memantaskan diri terlebih dahulu. Kapasitas, kompetensi, daya saing, jam terbang, sikap dan keterampilan menentukan tingkat kepantasan pemuda dalam menjadi pemimpin Mungkin bahasa premannya, harus tahu diri’ sebelum mengambil peran lebih jauh sebagai seorang pemimpin. Baca Juga Rektor Unhas Generasi Millennial Jangan Jadi Beban Demografi Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi. Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar. Menyikapi hal itu, maka baru-baru ini Kementerian Komunikasi dan Informatika Kominfo menggelar seri webinar literasi digital MakinCakapDigital dengan tema “Literasi Digital untuk Membangun Karakter Bangsa”. Webinar yang digelar pada Jumat 17/9/2021 di Tangerang Selatan, diikuti oleh puluhan peserta secara daring. Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Dr. Lina Miftahul Jannah, – Dosen Universitas Indonesia – Pengurus DPP IAPA, Dr. Bambang Kusbandrijo, MS – Dosen UNTAG Surabaya & Pengurus DPP IAPA, Dr. Ida Ayu Putu Sri Widnyani, MAP – Dosen Universitas Ngurah Rai, IAPA dan Roza Nabila – Kaizen Room. Pemuda Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Dr. Lina Miftahul membuka webinar dengan mengatakan, kecakapan digital adalah kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan peranti lunak TIK serta sistem operasi digital. “Internet telah menghubungkan manusia dari berbagai lokasi, dengan koneksi pribadi dan koneksi publik, yang memiliki keamanan menjadi hal utama. Namun, kita harus waspada malware seperti virus komputer dan spyware,” ungkapnya. Dr. Bambang Kusbandrijo menambahkan, pemuda adalah pemimpin masa depan. “Belajar sejarah, membuktikan pemuda selalu hadir sebagai penyelamat bangsa. Gerakan kebangsaan dimotori pemuda. Indonesia ke depan bergantung pada kualitas karakter dan kompetensi generasi mudanya. “Pemuda sebaiknya, sadar iptek, inovatif dan kreatif. Solidaritas etis, berintegritas untuk bangsa dan negara, cinta Tanah Air, bertanggungjawab pada keselamatan bangsa merupakan bentuk nyata bela negara. Setiap anak bangsa bertanggung jawab sebagai perwujudan jiwa patriotik demi mempertahankan eksistensi negara, untuk itu perlu keteladanan,” tuturnya. Dampak negatif Dr. Ida Ayu Putu turut menjelaskan, dampak negatif dari penggunaan internet adalah dampak kecanduan dari gim online dapat mengakibatkan depresi, gelisah, tidak fokus dan kurangnya manajemen diri. Selain itu, tayangan-tayangan melalui gim online juga dinilai dapat merusak daya pikir dari masyarakat, serta membuat masyarakat menjadi memiliki motivasi yang rendah. “Lalu, dampak rendahnya pemahaman atas karakter bangsa, dikarenakan tidak mampu memahami batasan kebebasan berekspresi dengan perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik atau provokasi yang mengarah pada segregasi sosial perpecahan/polarisasi di ruang digital,” tuturnya. Sebagai pembicara terakhir, Roza Nabila mengatakan, dalam dunia digital dan modern seperti sekarang ini, internet sudah menjadi hal yang sangat wajar. Internet juga menjadi salah satu kebutuhan pokok yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita sehari- hari. “Tantangan terbesar dalam menghadapi perkembangan zaman ini adalah keamanan dalam mengakses informasi yang ada di internet. Penting mengajarkan dasar-dasar keamanan dan kewargaan digital kepada anak-anak agar mereka dapat menjelajahi dunia online dengan percaya diri,” jelasnya. Menurutnya, internet merupakan sarana yang luar biasa untuk menyebarkan kebaikan, tetapi juga bisa digunakan untuk kejahatan. Anak-anak dapat melakukan hal yang benar dengan menerapkan konsep “perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan”. Simpel Dalam sesi KOL, Decky Tri menjelaskan, menemukan hal-hal yang bisa dijadikan ide untuk membuat konten biasanya ide itu datang dari hal-hal simpel. “Misalnya lagi nonton drama Korea aku datang ke tempat syuting drama korea tersebut. Jadi, secara tidak langsung merasakan experiencenya dan sekaligus bisa menjadikan sebuah konten,” katanya. Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Farra kasyafna mengatakan, di era digital saat ini banyak sekali pengguna sosial media yang melupakan etika digital dan sopan santun. Apa yang harus kita tunjukkan atau kita lakukan? “Dalam kondisi etiknya itu memang mau tidak mau orang bilang perlu secara bersama atau berkolaborasi merupakan bentuk jejaring. Jadi dalam perkembangan SDM beretika,” jawab Bambang. Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Tangerang Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram dan siberkreasi. Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak. Kalimat ini benar, tetapi kenapa harus menunggu masa depan? Para pemuda sudah kerap membuktikan kepemimpinannya! Menengok sejarah, sejak dulu pemuda selalu hadir sebagai penyelamat bangsa. Sumpah Pemuda tahun 1928 adalah salah satu bukti nyata, pemuda dengan semangat patriotik mampu menjadi sumbu pemersatu Nusantara, dengan segala keberagamannya, untuk melawan penindasan penjajah. Masa depan Indonesia bergantung pada kualitas karakter dan kompetensi generasi mudanya. Pemuda adalah manusia tangguh yang dengan kemampuan dan akhlak mulianya, menjadi tumpuan pengganti generasi sebelumnya. Pemuda terdidik diharapkan mampu berpikir jernih sebagai penjaga nilai kebenaran dan kontrol sosial di masyarakat. Sebagai agen perubahan, pemuda berpeluang bangkit, berinisiatif tanpa beban, beraspirasi untuk perubahan bermakna bagi bangsa. Bukan hal yang absurd ketika Bung Karno berujar lantang, “Beri aku 10 Pemuda, niscaya akan kuguncang dunia!”. Saking rindunya pada sang proklamator, Gus Nas, sahabat saya, menulis pertanyaan pada Bung Karno “Bung, di mana api revolusi itu kini? Bara cinta yang kau bakar. Palu semangat yang kau nyalakan untuk menggembleng sampai hancur lebur, lalu bangkit lagi. Menggembleng sampai hancur lebur, lalu bangkit lagi. Di mana semua itu kini?” Jawabannya adalah teruskan tanggung jawab sosial individu anak bangsa membara! Melalui tulisan ini, izinkan saya memperkenalkan konsep bernama PSR Personal Social Responsibility, atau Tanggung Jawab Sosial Individu Ganiem, Ambadar, Soekardjo, 2015. PSR adalah mindset, sikap dan perilaku. Kami menganggapnya sebagai kata kerja. Dengan mendorong ber-PSR, kita menyentuh syaraf sosial seluruh anak bangsa untuk berdaya dan memberdayakan masyarakat. Bayangkan dampaknya jika mesin kepekaan sosial setiap warga negara, setidaknya para pemuda, diaktifkan! Pemuda yang ber-PSR akan berupaya mencapai keunggulan, bersikap atas dasar rasa hormat, melibatkan diri, peduli, bertoleransi, bersahabat, komunikatif, menyelesaikan masalah sosial secara kreatif, memberi perhatian serius pada pandangan orang lain, serta bertindak nyata dalam kehidupan. Dengan jumlah 64,50 juta BPS, 2020 pemuda-pemudi yang ber-PSR akan mampu membuat perubahan gemilang untuk Indonesia. Sebaliknya, dengan jumlah yang cukup banyak, bahkan berpeluang makin bertambah oleh bonus demografi, jika tidak memiliki tanggung jawab sosial individu maka pemuda Indonesia akan menjadi beban dan ancaman bagi bangsa. PSR dapat diekspresikan dengan berbuat kebaikan. Keelokan budi tersebut, yang meletakkan kepentingan orang lain di atas kepentingan sendiri, dapat dilakukan dengan memberikan uang, barang, pemikiran, tenaga, waktu, atau perasaan. Tindakan ber-PSR adalah sukarela, membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Semenjak Covid-19 yang sangat menular ada di muka bumi, cara kita bekerja, bersekolah, dan beribadah menjadi berubah. Meski virus adalah isu kesehatan, jika hanya tenaga kesehatan yang diharapkan berperan, maka kerugian bersama akan merebak dengan berlimpah. Solusinya, penyebaran virus yang massif dan menular, perlu dihadapi seluruh warga negara, terutama pemuda, dengan upaya kolektif. Tindakan efektif dari pemuda dapat menjadi solusi ampuh mengatasi pandemi ini. Semua pemuda, dengan latar belakang apapun, usia berapapun, miskin kaya, profesi apapun, sehat atau sakit, selalu dapat ber-PSR. Dalam konteks Covid-19, bagaimana PSR dijalankan? Pemuda dapat berbagi uang, kebutuhan pokok, alat pelindung diri, mendonorkan darah atau plasma. Pemuda sebagai duta perubahan dapat berbagi pemikiran dengan cara mengedukasi publik tentang prokes melalui berbagai upaya kreatif; mengatasi infodemik atau hoaks. Pemuda dapat berbagi tenaga dengan menjadi relawan Satgas Covid-19 di wilayahnya. Pemuda dapat menebarkan optimisme dengan berbagai cara kreatif pada penderita Covid-19 atau anak-anak yang kehilangan orangtua, tidak menyebarkan stigma negatif pada penderita dan keluarga. Pemuda yang positif Covid-19, meskipun OTG orang tanpa gejala, dapat menginformasikan kondisinya dan menghindari kontak dengan orang sehat. Sangat banyak upaya berkhidmat terkait PSR untuk masyarakat lebih luas. Praktik PSR tidak secara eksklusif terpisah satu sama lain, bahkan saling terpadu. PSR Pemuda sangat mungkin berhasil manakala terus ditumbuhkan dan disuburkan dengan berbagai alasan. Pertama, sejumlah riset menyimpulkan 70 persen generasi milenial melakukan kegiatan volunteer, bahkan lebih besar dari generasi di atasnya. Kedua, Indonesia yang berbudaya kolektivis dan religius, tolong-menolong itu biasa. Bahkan, gotong-royong sebagai modal sosial berharga ini adalah inti sari dari dasar negara, Pancasila. Ketiga, kebaikan itu menular, membahagiakan dan menyehatkan pelakunya. Keempat, Indonesia sudah membuktikan sendiri dan dikukuhkan dengan pengakuan internasional, yaitu melalui Charities Aid Foundation CAF World Giving Index pada tahun 2018 dan tahun 2021. Menempatkan Indonesia di posisi teratas sebagai negara paling murah hati di dunia. Lembaga lain yaitu Legatum Prosperity Index 2019 yang melakukan pemeringkatan pada 167 negara, menempatkan Indonesia di ranking ke-5 dunia dan rangking ke-1 di Asia Pasifik dalam partisipasi sipil serta sosial terkait tingkat sukarelawan untuk menolong sesama di masyarakat. PSR atau Tanggung Jawab Sosial Individu, adalah bentuk nyata Bela Negara. Kita yang memiliki semangat bertanggung jawab sosial, akan menunjukkan patriotisme untuk senantiasa mempertahankan eksistensi negara tercinta. Berbuat kebaikan adalah kebutuhan alamiah manusia, tak seorangpun boleh diabaikan potensinya untuk ber-PSR. Mari jadikan PSR sebagai gaya hidup. Apa PSR-mu? adv/udi * Motivator Nasional, Akademisi Komunikasi, Penulis Buku Ilustrasi Pemuda. Sumber Hari Santri Nasional HSN yang jatuh pada tanggal 22 Oktober setiap tahunnya menjadi berbeda kali ini. Bagaimana tidak, pandemi COVID-19 masih menghantui setiap orang, tak hanya para santri, membuat HSN tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya sejak pertama kali dihelat tahun 2015. Bicara santri, tak lepas dari pemuda. Dalam klasifikasi umur, PBB dan ILO mendefinisikan pemuda adalah penduduk berusia 15-24 tahun. Batas usia 15 tahun sendiri tumpang tindih dengan definisi anak yang berusia 0-17 tahun. Begitu juga dengan perundang-undangan kepemudaan nomor 40 tahun 2009 pasal yang mendefinisikan pemuda berusia 16 – 30 Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengklasifikasi usia pemuda syabab berada pada rentang usia 15 hingga 40 tahun yang merupakan masa paling kritis dalam keseluruhan kehidupan manusia. Masa ini ditentukan dari seberapa baik pendidikan pada masa di bawah 15 Al Quran sendiri banyak kisah tentang pemuda, yakni saat para Nabi masih muda. Misalnya kisah Nabi Ibrahim muda yang mengajak kaumnya berdialektika dan berlogika menemukan Tuhan Al Anbiya 60, kisah Nabi Yahya muda yang sudah diberi hikmah kebijaksanaan Maryam 15, kisah Nabi Yusuf yang menjadi pejuang kebenaran sejak muda Yusuf 22, kisah Nabi Ismail muda yang begitu hebat meyakini perintah Allah dan taat pada ketentuanNya Ash-Shaffat 102-107, kisah pemuda Ash-haabul Kahfi, legenda pemuda yang mempetahankan aqidah Tauhid Al Kahfi 13-15, besar yang dimiliki oleh kaum pemuda pernah dijadikan Bung Karno bahan penyemangat orasinya “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia”.Permasalahan Pemuda IndonesiaNamun sesungguhnya, saat ini pemuda Indonesia dihadapkan beberapa masalah. Tiga peneliti dari SMERU Research Institute Isdijoso, Astini, Dewi 2019, seperti dilansir dalam mengungkapkan 5 permasalah pemuda Indonesia, yakni Pertama, kualitas pendidikan yang rendah. Lebih dari separuh pemuda hanya menamatkan pendidikan setingkat sekolah menengah pertama ke bawah. Kedua, tingginya tingkat pengangguran. Angka pengangguran terbuka pemuda hampir tiga kali angka pengangguran umum 14% dibandingkan Ketiga, di area kesehatan. Kejadian penyakit menular seperti HIV/AIDS dan tidak menular seperti hipertensi, anemia, obesitas, dan diabetes di kelompok usia pemuda lebih banyak dibandingkan di kelompok usia lain yang disebabkan pola hidup tidak sehat seperti merokok, kurang aktivitas fisik dan konsumsi buah dan sayur; dan perilaku berisiko pemuda, seperti penyalahgunaan obat/zat terlarang, pergaulan bebas, dan pornografi. Keempat, rentan mengalami persoalan kesehatan mental. Jumlah kasus depresi yang mencapai diantara penduduk usia di atas 15 tahun. Di antara jumlah ini, sebanyak 91% tidak mendapatkan pengobatan medis. Kelima, kejadian pernikahan dini, sebanyak pemuda menikah sebelum usia 19 tahun, dan sekitar remaja usia 15-18 tahun Persoalan Pemuda IndonesiaPenulis merekomendasikan beberapa solusi persoalan pemuda Indonesia ini, yakni Pertama, Menguprade Imtaq Kepada Sang Khalik. Pemuda dengan Iman dan Taqwa Imtaq yakni spiritualitas yang meningkat dimana pengetahuan agama dan ritualitas dalam ibadahnya pun berkualitas, maka ia tidak mungkin membiarkan dirinya terpengaruh imbas negatif seperti disebut dalam pola hidup tidak sehat seperti merokok, depresi, penyalahgunaan obat/zat terlarang, pergaulan bebas, dan pornografi yang berimplikasi pernikahan dini akibat hamil di luar Menguatkan Azzam Istiqomah Thalabul Ilmi. Hendaknya para pemuda menyadari bahwa derajad mereka akan terangkat jika dibekali ilmu. Artinya mereka harus menguatkan azzam Kebulatan Tekad, untuk istiqamah thalabul menuntut ilmu. Semua hal dimulai harus memakai ilmu. Tanpa ilmu akan sesat melangkah. Dengan ilmu hidup menjadi mudah dan naik derajad. Pemuda yang berilmu tak mungkin menjadi pengangguran karena mereka akan membuka peluang usaha sendiri alih-alih mencari pekerjaan dengan tingkat persaingan tinggi. Ketiga, Memperbaiki Adab. Selain berilmu, yang tak kalah krusialnya adalah Adab. Dalam bahasa Arab, adab merupakan bentuk kata benda dari kata kerja adaba yang berarti kesopanan, sopan santun, tata krama, moral, nilai-nilai, yang dianggap baik oleh masyarakat. Menurut Ensiklopedia Tasawuf Imam al-Ghazali karya Luqman Junaedi, adab menurut Rasulullah SAW adalah pendidikan tentang kebajikan yang merupakan bagian dari keimanan. Di dalam adab terdapat pelajaran akhlak sehingga orang berilmu jika tak dilengkapi pengetahun adab dan akhlak maka cenderung akan berbuat sewenang-wenang, tidak menghormati dan menghargai sesama. Ilmu dan Adab saling bertautan bak dua sisi mata uang yang saling melengkapi kepribadian Membekali Diri dengan Kompetensi. Kompetensi menurut KBBI adalah kecakapan, mengetahui, berwenang, dan berkuasa memutuskan atau menentukan atas sesuatu. Selain membekali diri dengan Imtaq, ilmu dan adab, mereka juga harus membekali diri dengan kompetensi diri. Dengan kompetensi diri, jika pemuda memilih berkompetensi di dunia kerja, maka ia akan mudah dikenali sebagai orang yang kompeten dalam ilmu dan bidang yang dibutuhkan industri atau apapun bidang yang dipilihnya. Wahai Pemuda Indonesia kita ubah nasib bangsa mulai dari diri sendiri dan yakinlah kalian adalah “Syubbanul yaum rijalul ghad" yang artinya pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok. Yuks!

pemuda sekarang pemimpin masa depan