Q Dari mana sumber garam yang ada di laut. A: Dari runoff daratan yang disebabkan hujan dan aktivitas vulkanik bawah laut. Q: Apa pengaruh penguapan terhadap kadar keasinan laut. A: Penguapan menyebabkan air laut menjadi semakin asin karena airnya berkurang namun garamnya tetap.
tingkatkandungan garam air laut, danau, sungai dihitung dalam "Ý (perseribu) Etimologi. Kata turunan. Sinonim. Frasa dan kata majemuk. Terjemahan [?] Terjemahan. Lihat pula . Cari terjemahan di Wikidata mengenai: salinitas. Semua halaman dengan kata "salinitas" Semua halaman dengan judul mengandung kata "salinitas"
DiIndon esia tidak semua air pantai bisa buat menjadi garam, tingkat keasaman air laut sangat diperhatikan di s ini. Kalau di daerah tersebut berdekatan dengan hilir sungai, kemungkinan besar air laut sudah tercampuri o leh air tawar. Air Laut yang baik untuk pembuatan garam antaralain: [1] 1. Kadar Garam: % 2. Derajat Keasaman (pH): 6-9 3.
Secarateoritik, mangrove juga dapat berfungsi mengurangi tingkat intrusi air laut (Salim et al, 2016), sehingga diharapkan di masa mendatang, tampungan air tawar di dalam topsoil di Pulau Lusi
Seringkali air laut berdensitas lebih tinggi menempati dasar saluran dan bercampur sedikit dengan air sungai yang berdensitas lebih rendah di permukaan. Lingkungan Kimiawi kadar garam bervariasi di tempat-tempat berbeda di estuari, dari nyaris sama dengan air tawar sampai dengan air laut.
1 Definisi Laut Laut merupakan suatu kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut (Godam, 2009).
Prosespenghilangan kadar garam yang ada di dalam air biasanya berupa air laut, hingga akhirnya air laut tersebut bisa dikonsumsi dinamakan desalinasi. Hasil dari proses desalinasi biasanya berupa air yang memiliki kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l yang sangat sesuai untuk digunakan di bidang domestik, pertanian hingga industri.
Kandungangaram pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%
Sumberair dapat diperoleh dari air laut, air tanah, mata air, air sungai, dan air danau. Air laut merupakan air yang di dalamnya terlarut berbagai zat padat dan gas, contoh : dalam 1000 gram air laut akan terdapat 35 gram senyawa terlarut yang secara kolektif disebut garam, atau di dalam air laut 96,5 persen berupa air dan 3,5 persen berupa
Semuaair laut di bumi pada dasarnya mengandung garam mineral, namun memiliki tingkat kandungan garam yang berbeda-beda. Di kutub utara dan selatan misalnya memiliki kandungan garam yang lebih sedikit karena air laut bercampur dengan es yang mencair dan kurangnya sinar matahari untuk penguapan. [2]
keduanyasangat berbeda dengan berat jenis air laut; Perbedaan ini ditunjukkan oleh hasil SG (1.018 vs 1.025) dan kadar garam air laut jauh lebih tinggi dibandingkan air formasi PT "B" dan PT "C". Sampel minyak dari PT "B" dan PT "C" memiliki SG yang hampir sama, yaitu 0.79.
Airhujan yang mengandung garam terutama terdapat di daerah laut. Dan apabila hujan turun bukan di daerah laut maka kandungan garamnya hanya sedikit, atau bahkan tidak ada. Zat- zat padat lainnya. Kandungan yang dimiliki air hujan yang selanjutnya adalah kandungan zat- zat padat seperti debu- debu , atau zat padat yang mudah larut serta gas
Lautairnya terasa asin karena hasil pelapukan dari daratan yang mengandung garam yang dibawa oleh sungai ke laut. Semakin tinggi garam-garam yang terlarut dalam air laut semakin asin air laut tersebut. Kadar garam biasanya dinyatakan dengan permil (‰) atau perseribu yang menunjukkan berapa gram kandungan mineral dalam setiap 1.000 gram air laut.
Kandungansalinitas pada macam-macam air dapat dilihat pada Tabel 1. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air tawar, secara definisi kurang dari 0,05% (0,5‰).
TingkatKandungan Garam Air Laut - Jawaban TTS - Kunci TTS Jawaban TTS Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS tingkat kandungan garam air laut . Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu.
guYIpS. Home Fenomena Alam Senin, 06 Desember 2021 - 1324 WIBloading... Samudra dan laut menutupi sekitar 70% dunia dan mengandung sekitar 97% air Bumi. Namun, airnya tidak dapat diminum karena laut mengandung kadar garam tinggi. Foto/habitat A A A SAMUDRA dan laut menutupi sekitar 70% dunia dan mengandung sekitar 97% air Bumi. Namun, airnya tidak dapat diminum karena laut mengandung kadar garam Scripps Institution of Oceanography rata-rata air laut di lautan dunia memiliki salinitas atau kandungan garam sekitar 3,5%, atau 35 bagian per seribu part per thousand/PPT. Ini berarti bahwa untuk setiap 1 liter 1000 mL air laut terdapat 35 gram garam yang terlarut di Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional National Oceanic and Atmospheric Administration/NOAA, garam adalah hasil dari erosi tanah dan dimulai ketika hujan yang mengandung karbon dioksida terlarut jatuh di darat. Saat batuan terkikis, mineral, sebagian besar klorida dan natrium, tersapu oleh sungai dan sungai, dan dibawa ke laut mengandung banyak garam mineral yang berbeda natrium, klorida, sulfat, magnesium, kalsium, kalium, bikarbonat, dan bromida. Ketika air menguap, garam yang terkandung di dalamnya tidak terbawa. Baca juga; Paus Pembunuh Berburu di Samudra Arktik yang Mencair, Peneliti Khawatir Ganggu Ekosistem Data dari laman scienceline salinitas Laut Mediterranean sekitar 38 PPT, Samudra Atlantik rata-rata sekitar 34,90 PPT, dan Samudra Pasifik rata-rata sekitar 34,62 PPT. Sedangkan Laut Mati atau Laut Asin kadar garamnya 33,7% atau 337 PPT. Laut Mati merupakan danau yang membujur di antara Yordania, Palestina, dan Israel. Perairan yang kadar garamnya tinggi adalah Don Juan Pond atau Kolam Don Juan di Antartika 40,2% dan Gaet’ale Pond atau Kolam Gaet’ale di Ethiopia 43,3%. Baca juga; Prasasti Waqfiyya Ungkap Dokumentasi Wakaf Dua Desa di Palestina pada Abad Ke-9 wib air laut laut garam samudra pasifik danau Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 2 jam yang lalu 2 jam yang lalu 3 jam yang lalu 4 jam yang lalu 5 jam yang lalu 6 jam yang lalu
Air laut dikenal memiliki rasa asin karena mengandung kadar garam tinggi. - Kids, air laut disebut memiliki rasa yang asin karena memiliki kandungan garam yang tinggi. Air laut memiliki salinitas atau tingkat kandungan garam yang larut di air yang tinggi. Kandungan garam air laut mencapai 3-5% 30-50 ppt sedangkan air yang kita konsumsi untuk minum normalnya sekitar 0,01% 0,1 ppt. Ppt adalah part per thousand atau satuan dari salinitas. Kandungan garam laut berasal dari dua sumber, yaitu ion mineral batuan darat dan bukaan di dasar laut. Sumber yang menjadi penyumbang terbesar kandungan garam laut berasal dari darat. Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini! Sumber Kandungan Garam Laut Kai Pilger Kandungan garam yang membuat air laut asin sebagian besar berasal dari siklus air di daratan. 1. Darat Siklus air memerankan peran besar dalam distribusi garam dari daratan ke lautan lepas. Air yang sudah berevaporasi akan membentuk awan, zat karbondioksida yang terbawa dalam proses pembentukan awan nantinya akan menyebabkan hujannya mengandung sedikit asam. Baca Juga Mengenal Fenomena Tsunami, Salah Satu Penyebabnya Karena Aktivitas Alami di Bawah Laut Darina Cico Hujan yang mengandung asam mengikis batuan di darat dan membawa mineral natrium di sungai menuju ke laut dan mengendap di sana. Air hujan ini akan jatuh ke daratan dan menghujani beragam batuan mineral. Garam dan mineral dalam batuan yang terkikis air hujan itu lalu mengalir ke sungai dan kembali ke laut. Air yang berkumpul di laut ini akan bermuara dan enggak mengalir lagi, sehingga kandungan garam yang terbawa dari sungai akan mengendap di laut. Siklus tersebut terus berulang dan kadar garam di laut juga terus meningkat dalam waktu yang sangat lama. 2. Dasar Laut Di dasar laut terdapat sebuah retakan yang dikenal dengan ventilasi hidrotermal yang membuat air laut akan merembes ke bagian dasar laut. Rembesan itu lalu dipanaskan oleh magma yang berasal dari inti bumi. Dari proses inilah terjadi reaksi kimia ketika air melepas oksigen, magnesium, sulfat, dan kandungan mineral lainnya yang bisa menambah ion dan kandungan garam pada air laut. Rasa asin pada air laut 90% berasal dari kadar natrium dan klorida. Sedangkan sisanya yaitu 10% berasal dari kandungan mineral lain seperti magnesium dan sulfat yang berasal dari proses kimiawi yang terjadi di dalam laut. - Ayo kunjungi dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani dunia pelajaran anak Indonesia. Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Salinitas secara umum diartikan sebagai tingkat keasinan pada suatu larutan air dan benda cair lainnya. Sekitar 72% dari permukaan bumi tertutupi oleh air. Sebanyak 96,5% diantaranya merupakan air laut yang mempunyai tingkat keasinan yang tinggi. Tapi tidak semua laut mempunyai salinitas yang sama. Berdasarkan penelitian rata-rata tingkat keasinan laut di dunia di angka 3,5%. Lautan dengan tingkat salinitas terendah berada di Teluk Finlandia dengan tingkat salinitas antara 0,2-0,5%. Perairan air asin yang mempunyai tingkat keasinan yaitu Laut Merah sebesar 40%. Selain lautan, sebagian danau juga mempunyai kadar keasianan tertentu. Danau bersalinitas tinggi disebut danau hipersalin yang memiliki tingkat salinitas melebih air laut. Beberapa danau yang masuk ke tingkatan hipersalin adalah Danau Assal di negara Djibouti dengan tingkat salinitas 34,8% dan Danau Laut Mati di perbatasan Yordania dan Palestina dengan kadar keasianan sebesar 34,2%. Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air. Definisi ini juga dapat mengacu pada tingkatan kadar garam yang terdapat pada tanah. Jenis-jenis mineral yang dapat ditemukan di laut terdiri dari Klorida sebesar 55%, Natrium 31%, Sulfat 8%, Magnesium 4%, dan garam lainnya dengan komposisi sebesar 2%. Kandungan garam pada air mempunyai tingkat konsentrasi yang berbeda-beda dan dikategorikan menjadi 4 tingkatan salinitas yaitu Air tawar yang memiliki kandungan kadar garam sebesar kurang dari 0,05%,Air payau sebesar 0,05-3% tingkat salinitas,Air saline atau asin dengan kandungan sebesar 3-5%, danBrine yang merupakan air dengan konsentrasi kandungan garam tertinggi yang dapat melebihi angka 5%. Baca juga Apa itu Preservasi? Pengertian Konservasi, Preservasi, Revitalisasi dan Reboisasi di Sini Faktor Penyebab Salinitas Tingkat keasinan air bersifat dinamis dan dapat berubah tergantung aspek-aspek yang eksternal. Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar garam diantaranya yaitu 1. Tingkat Penguapan Ketika proses penguapan terjadi di wilayah perairan, volume air akan berkurang karena terangkat ke udara. Akan tetapi, kadar garam yang terdapat pada air tersebut tidak ikut terangkat. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat penguapan di suatu wilayah perairan maka akan semakin tinggi juga tingkat salinitasnya. Kondisi tersebut berlaku sebaliknya, apabila semakin rendah tingkat penguapannya maka akan semakin rendah juga tingkat salinitasnya. 2. Curah Hujan Intensitas hujan yang muncul di suatu wilayah akan mempengaruhi volume airnya. Volume air yang lebih besar akan menurunkan kadar garam yang dikandungnya. Sehingga, apabila curah hujan rendah maka tingkat salinitasnya akan semakin tinggi dan sebaliknya. 3. Percampuran Air Tawar Volume air tawar yang bercampr ke laut dapat mempengaruhi tingkat kadar garam yang terdapat di perairan tersebut. Semakin banyak air tawar tingkat salinitasnya di bawah 0,05% bercampur dengan ari laut yang memiliki salinitas lebih tinggi, maka kadar garamnya akan semakin rendah. Biasanya percampuran ini sering ditemukan di daerah muara sungai tempat pertemuan aliran sungai dengan lautan atau hutan bakau yang menghasilkan air payau. 4. Arus Laut Arus laut mempunyai peran yang besar terhadap penyebaran konsentrasi garam di lautan. Jika suatu wilayah terjadi tingkat penguapan yang tinggi dan curah hujan yang rendah sehingga menghasilkan tingkat salinitas yang tinggi, arus laut akan membantu penyebaran kadar garamnya hingga menyebar di seluruh wilayah lautan lainnya. 5. Kandungan Mineral Konsentrasi mineral dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat salinitas di suatu perairan. Air tawar dan air laut sama-sama memiliki kandungan mineral yang bernama magnesium. Akan tetapi, kandungan magnesium akan selalu tinggi pada lautan dibandingkan air tawar. Seperti pada Laut Mati dan Danau Assal yang juga memiliki kandungan magnesium yang tinggi walaupun termasuk sebuah danau. Baca juga Banjir Rob Adalah Pengertian, Karakteristik, Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasinya Alat Ukur Tingkat Keasinan dan Cara Penggunaannya Untuk mengukur kadar garam dan tingkat keasinan, kita dapat menggunakan 2 alat yaitu refraktometer dan salinometer. 1. Refraktometer Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kandungan garam yang paling sering digunakan dan paling mudah ditemukan oleh orang-orang. Alat ukur ini juga sering dikenal dengan alat pengukur indeks pembiasan pada larutan garam. Penggunaan alat ini terbilang cukup sederhana, dimana pada proses pengukurannya dengan memanfaatkan pembiasan dari sinar cahaya. Walaupun terlihat cukup sederhana, penggunaan alat ukur ini hanya dapat dilakukan diluar ruangan dengan bantuan sinar matahari. Jika dilakukan di dalam ruangan dengan bantuan sinar lampur, hasil dari alat ukur ini tidak begitu akurat. Berikut cara penggunaan refraktometer untuk mengukur kadar keasinan pada air Buka penutup alat refraktometer kemudian teteskan dengan aquadest air murni untuk sterilisasi,Bersihkan dengan teliti hingga tidak ada larutan lainnya yang terdapat di dalam alat ukur,Masukkan sampel dengan meneteskan air yang ingin diukur kadar salinitasnya,Arahkan refraktometer ke arah sinar cahaya matahari datang secara langsung,Ketika dibiaskan dengan cahaya matahari, akan muncul sebuah bidang berwarna biru dan putih, garis batas antara kedua bidang itulah yang menunjukan kadar salinitasnya,Setelah hasil pengukurannya sudah diteliti dan dipelajari, bilas kembali alat dengan aquadest, bersihkan hingga kering dan simpan dengan tepat. 2. Salinometer Alat ukur tingkat keasinan lain yang dapat digunakan adalah salinometer. Salinometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kepadatan air yang akan dihitung salinitasnya. Penggunaan alat ini tidak sesering digunakan dibanding refraktometer, karena alat ini lebih sering digunakan di laboratorium. Pengukuran tingkat salinitas dengan salinometer menggunakan prinsip bahwa tingkat keasinan berbanding lurus dengan daya hantar listrik. Salinometer dapat mengukur kadar garam secara lebih akurat. Cara penggunaan alat ukur salinometer adalah sebagai berikut Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang panjang, kemudian diisi dengan sampel air yang akan diteliti salinitasnya,Tingkat kadar salinitasnya akan dapat terlihat pada nilai skalanya. Cara Mengurangi Kadar Keasinan Air Proses untuk menurukan tingkat keasinan air disebut desalinasi. Desalinasi merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk menghilangkan kadar garam pada air, umumnya pada air laut, sehingga air tersebut dapat dikonsumsi dengan baik. Biasanya, proses desalinasi digunakan untuk keperluan domestik maupun pertanian. Desalinasi menghasilkan keluaran air brine dengan kadar garam tinggi yang dapat melebihi 5%. Desalinasi dapat menjadi suatu solusi dari munculnya krisis air bersih akibat terjadinya akses yang sulit ataupun bencana alam. Seperti pada bencana alam yang menutup akses ke penggunaan air untuk konsumsi dan penyaluran air konsumsi yang sulit kepada perusahaan-perusahaan yang terletak di tengah lautan offshore. Metode desalinasi pertama kali dilakukan dengan menggunakan metode vacuum distillation. Cara untuk mengurangi tingkat keasinan air ini memanfaatkan peralatan untuk memanaskan air yang memiliki kandungan garam yang kemudian proses ini akan menghasilkan uap air. Uap air kemudian dikondensasi sehingga dapat menghasilkan air yang lebih aman untuk dikonsumsi. Kekurangan utama desalinasi adalah biaya yang dibutuhkan relatif mahal. Saat ini, proses desalinasi ini dapat dilakukan menggunakan dua metode dengan biaya operasional dan sistem instalasi yang lebih terjangkau. Metode desalinasi yang sering digunakan yaitu Reverse osmosis yang sudah digunakan di hampir 47,2% sistem desalinasi, danMulti stage flash yang digunakan pada 36,5% sistem desalinasi. Metode reverse osmosis dilakukan dengan menggunakan filter membran yang menciptakan tekanan untuk memisahkan kadar garam dengan air yang mengalir melalui filter membrannya. Sedangkan desalinasi metode multi stage flash dilakukan dengan memanfaatkan pengurangan tekanan uap air pada saat proses pemanasan pada temperatur yang rendah dan konsisten. Baca juga Apa itu ESG? Pengertian, Komponen dan Manfaat Penerapan Prinsip ESG untuk Bisnis dan Perusahaan FAQ Apa itu Salinitas? Salinitas adalah tingkat kandungan garam dan keasinan pada air, tanah atau zat cair lainnya. Air tawar mempunyai kadar garam kurang dari 0,05%, air payau sebesar 0,05-3%, air asin dengan tingkat keasinan 3-5% dan air brine berkadar garam lebih dari 5%. Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Kadar Keasinan? Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar garam di laut yaitu 1 Tingkat penguapan, 2 Curah hujan, 3 Volume air tawar, 4 Arus laut dan 5 Kandungan mineral. Referensi dan rujukan yang digunakan pada artikel ini. Penulis Andhika Pramudya Editor Tasqiya Ratnasari
Kata Salinitas mungkin masih jarang terdengar oleh masyarakat awam di Indonesia. Oleh karena itu, sebelum membahas topik di atas mari kita bahas apa itu salinitas sendiri. Salinitas pertama kali dikemukakan oleh C. FORCH, M. KNUDSEN, dan SOREN-SEN tahun 1902. Salinitas didefinisikan sebagai berat dalam gram semua zat padat yang terlarut pada 1 kg air laut. Nilai salinitas dinyatakan dalam g/kg yang umumnya dituliskan dalam ‰ atau ppt yaitu singkatan dari part-per-thousand. Selanjutnya, DEFANT pada tahun 1961 MAMAYEV 1975, menunjukkan bahwa salinitas air laut kira-kira 0,14 ‰ lebih kecil dibandingkan dengan kadar garam sesungguh-nya yang ada di air laut. Garam yang dimaksud dengan garam di sini ialah istilah garam dalam pengertian kimia, yaitu semua senyawa yang terbentuk akibat reaksi asam dan basa. Jadi bukannya garam dalam arti garam dapur saja. Menurut KBBI Salinitas adalah tingkat kandungan garam air laut, danau, sungai dihitung dalam ‰ perseribuSetelah mengetahui definisi dari salinitas menurut beberapa ahli, tentu kita perlu mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi tingkat salinitas tersebut. Salinitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikutAir memiliki kandungan mineral organik dan satu di antaranya adalah garam. Apabila air menguap, garam dan kandungan mineral tersebut akan tertinggal dan mengendap di dasar laut. Maka dari itu, semakin banyak air menguap, maka tingkat salinitas akan semakin tinggi begitu pula halnya dengan larutan yang terlalu asin, salah satu cara menetralkannya adalah dengan menambahkan air tawar ke dalamnya, maka lama-kelamaan kandungan garam akan menurun. Pada kasus kadar garam di laut, air tawar bisa berasal dari hujan, air sungai atau rawa, dan juga dari es yang mencair di daerah ini terjadi pada Laut Mati dan Laut Hitam. Laut Mati dengan kadar garam yang sangat tinggi karena pada dasarnya Laut Mati merupakan danau asin. Danau tidak terhubung dengan lautan namun, diakibatkan volume air pada Laut Mati menurun cukup jauh hingga permukaannya nampak, maka dibuatlah sebuah muara yang mengubungkan Laut Mati dengan Laut Hitam. Hal ini juga guna munurunkan tingkat salinitas yang ada di Laut banyak sungai yang bermuara ke laut, tingkat salinitas air laut akan berkurang, karena tercampur dengan air laut yang berkadar lebih yang terisolasi atau tidak terhubung dengan laut lepas akan memiliki salinitas tinggi. Seperti kasus danau garam, Laut Mati, air di dalam danau sebanyak tujuh juta ton air menguap setiap harinya dan membuat endapan garam di dasar semakin yang dipengaruhi arus panas, maka salinitasnya akan naik tinggi. Hal ini berlaku pula sebaliknya, dimana laut yang dipengaruhi arus dingin, maka salinitasnya akan turun rendah.Semakin banyak terjadi penguapan, maka udara di sekitar menjadi lembab. Maka semakin tinggi pula salinitas air mineral tertinggi dalam air laut adalah kandungan magnesiumnya. Air tawar dan air laut, keduanya memiliki magnesium. Namun, jumlah yang terkandung dalam air laut lebih besar, sehinga ini membuktikan bahwa semakin banyak kmineral yang dikandung oleh air, maka air tersebut semakin asin. Hal ini juga dibuktikan oleh kondisi Laut tingkat salinitas di Indonesia sudah dilakukan pada tahun 1949, saat itu Indonesia belum memiliki fasilitas yang maju. Namun, keadaan tersebut dapat diatasi dengan membina kemitraan berasas sukarela dengan kapal-kapal niaga yang secara reguler berlayar ke seluruh pelosok perairan Nusantara. Dalam kurun waktu 1950-1954 diperoleh kurang lebih sampel salinitas yang dapat menjadi dasar penyusunan peta sebaran dan karakteristiknya. Lembaga Penyelidikan Laut LPL meneliti sampel yang udah terkumpul dengan metode titrasi kimia metode Knudsen. Untuk itu sejumlah teknisi dilatih khusus untuk melaksanakan tugas besar tersebut. Mengantisipasi jumlah sampel yang amat besar ini, maka Arnold 1951 kemudian mengenalkan metode mikro dalam titrasi kimia untuk penetapan salinitas yang memerlukan volume sampel air laut yang cukup 1 ml saja dengan akurasi 0,1 ‰ per mil, atau g/kg. Metode ini dipandang sangat cocok untuk menangani sampel yang sangat banyak. Akurasi 0,1 ‰ ini dipandang cukup untuk keperluan ini, mengingat salinitas di perairan Nusantara mempunyai variasi musiman yang besar. Pada saat itu belum zamannya komputer, database salintasnya dibangun berdasarkan sistem kartu. Database ini kemudian banyak dimanfaatkan untuk berbagai kajian oseanografi di Nusantara. Peta yang dapat menggambarkan sebaran salinitas akhirnya didapat. Gambar 1 menunjukkan rata-rata persebaran salinitas perairan Nusantara dan sekitarnya pada bulan Februari yang basah, dan bulan Agustus yang kering sebagaimana yang disarikan oleh WyrtkiGambar 1. Sebaran rata-rata salinitas di permukaan perairan Nusantara dansekitarnya pada bulan Februari dan Agustus. Warna biru = air samudra; hijau =air campuran; kuning = air pesisir; merah = air “sungai” Wyrtki, 1956.1956. Wyrkti menggolongkan salinitas di perairan Nusantara dalam empat golonganAir samudra oceanic water, dengan salinitas lebih dari 34 ‰;Air campuran mixed water, dengan salinitas 32-34 ‰, yang merupakan campuran air samudra dan air pesisir, daerah liputannya sangat luas; Air pesisir coastal water, dengan salinitas 30-32 ‰; Air “sungai” “river” water, di bawah 30 ‰, yang terdapat di depan muara-muara sungai sekarang tingkat salinitas di laut Indonesia mungkin sudah meningkat, mengingat laju pertumbuhan Indonesia yang cukup cepat dan pemanasan global yang terjadi pada saat ini. Tentu saja meningkatnya salinitas ini akan mempengaruhi perilaku biota yang ada di laut Volume IX, Nomor 1 3-10,1984.
tingkat kandungan garam air laut sungai